ruam anak
KESEHATAN

Ruam Anak, Jenis dan Penyebabnya

Kulit anak yang lembut, sangat sensitif terhadap berbagai rangsangan luar. Sehingga sering terjadi ruam anak yang terasa gatal bahkan bisa menyebabkan sensasi seakan terbakar. Ruam ini tidak bisa diprediksi kapan hadirnya. Kadang bisa muncul begitu saja, namun ada juga yang secara bertahap.

Kebanyakan ruam bisa hilang dengan sendirinya setelah beberapa hari. Namun ada juga jenis ruam yang harus diobati secara intensif agar bisa sembuh. Walau biasanya ruam pada anak tidak berbahaya, tetap tidak terasa nyaman. Sehingga harus segera diatasi.

Sebelum mengobati iritasi yang terjadi pada anak,sebaiknya amati terlebih dulu apa saja gejalanya. Mengetahui gejala akan mempermudah untuk mengetahui penyebab dan bagaimana cara penanganannya nanti. Penampilan ruam dan lokasi juga dapat mengindikasikan apa yang menjadi penyebab terjadinya iritasi. 

Gejala dan Jenis Ruam Anak

Iritasi pada kulit bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Penyebab yang berbeda juga akan membuat karakter ruam nampak berlainan. Ada yang disebabkan oleh demam, ada pula tanpa demam. Namun secara umum, ruam anak tanpa demam tidak berbahaya. Lain halnya dengan iritasi pada kulit yang didahului oleh demam. 

Ruam Popok

Ruam ini paling sering dialami oleh bayi dan batita yang masih memakai popok. Cirinya adalah tanda bekas popok yang membekas berwarna merah di daerah pantat. Bagian pantat yang sering tertutup oleh popok akan menjadi lembab sehingga timbul radang. Penyebab peradangan ini adalah bakteri Candida albicans.

ruam anak
ruam anak

Popok yang jarang diganti akan membuat anak lebih rentan terkena ruam. Begitu juga jika terlalu ketat dan tidak sesuai dengan ukuran bayi. Untuk menghindari terjadinya iritasi, sebaiknya segera ganti popok jika sudah mulai basah. Bersihkan bagian tertutup dengan air bersih lalu seka dengan handuk lembut. 

Infeksi Molluscum Contagiosum 

Infeksi ini juga tidak ditandai oleh demam dan banyak dialami oleh anak berusia 2-11 tahun. Radang terjadi pada bagian wajah, leher, tungkai serta area tertentu lain. Biasa berwarna putih atau kemerahan dan memiliki nanah kecil di tengah bintil. Tidak menimbulkan nyeri, hanya gatal yang bisa mengganggu penderita saat beraktivitas. 

Molluscum Contagiosum ini tidak berbahaya, dalam kurun waktu 6-12 bulan akan hilang sendiri. Namun bagi orang yang sistem imun tubuhnya bermasalah, harus ditangani dengan intensif. Begitu juga bintil mulai meradang dan pecah, segera bawa ke dokter untuk menghindari infeksi tambahan. 

Penyebab Molluscum Contagiosum ini biasa terjadi jika ada kontak langsung dengan penderita. Memakai handuk yang sama juga bisa menjadi media penularan. Begitu juga penderita memegang area yang mengalami radang lantas tidak membasuh tangan. Kemudian menyentuh area tubuhnya yang lain. Ini akan membuat penyebaran bintil pada tubuh menjadi lebih luas. 

Campak

Campak merupakan ruam yang didahului oleh demam karena disebabkan oleh virus Varicella zoster. Jika dibiarkan akan menyebabkan komplikasi yang lebih serius dan berbahaya bagi penderita. Virus ini juga sangat menular, sehingga anak yang menderita campak harus dipisah dari anggota keluarga lain. 

Gejala campak mulai timbul setelah satu atau dua minggu masuknya virus ke dalam tubuh. Virus ini biasa ditularkan melalui percikan cairan yang keluar saat bersin atau batuk. Anak di bawah usia lima tahun rawan terkena campak, terlebih jika sebelumnya mendapat vaksin campak. 

Ruam pada campak berwarna merah kecoklatan dan muncul pertama kali di area kepala. Setelahnya baru menyebar ke seluruh tubuh. Jika terus dibiarkan maka akan terjadi komplikasi serius. Akibatnya akan terjadi radang paru-paru hingga radang otak yang bisa mengakibatkan masalah serius. 

Demikian 3 macam ruam anak beserta jenis dan gejala yang mengiringinya. Untuk ruam tanpa demam bisa diatasi dengan memberikan salep dari dokter. Namun jika diiringi oleh demam, maka harus segera ditangani dengan intensif. 

Anda mungkin juga suka...